Discriptions About Some Ingresients
Sugar
Gula adalah
suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan
utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa
padat dan digunakan untuk memberi rasa manis pada makanan atau minuman. Gula
sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau
hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.
Gula
Tebu
Pada awalnya gula tebu dikenal oleh orang-orang Polinesia, kemudian menyebar ke India. Pada tahun 510 Sebelum Masehi, ketika menguasai India, Raja Darius dari Persia menemukan ”batang rerumputan yang menghasilkan madu tanpa lebah”. Seperti halnya pada berbagai penemuan manusia lainnya, keberadaan tebu sangat dirahasiakan dan dijaga ketat, sedangkan produk olahannya diekspor dan untuk menghasilkan keuntu-ngan yang sangat besar.
Pada awalnya gula tebu dikenal oleh orang-orang Polinesia, kemudian menyebar ke India. Pada tahun 510 Sebelum Masehi, ketika menguasai India, Raja Darius dari Persia menemukan ”batang rerumputan yang menghasilkan madu tanpa lebah”. Seperti halnya pada berbagai penemuan manusia lainnya, keberadaan tebu sangat dirahasiakan dan dijaga ketat, sedangkan produk olahannya diekspor dan untuk menghasilkan keuntu-ngan yang sangat besar.
Rahasia
tanaman tebu akhirnya terbongkar setelah terjadi ekspansi besar-besaran oleh
orang-orang Arab pada abad ketujuh sebelum sesudah masehi. Ketika mereka
menguasai Persia pada tahun 642 mereka menemukan tanaman tebu yang sedang
tumbuh dan kemudian mempelajari cara pembuatan gula. Selama ekspansi berlanjut
mereka mendirikan pengolahan-pe-ngolahan gula di berbagai daratan lain yang
mereka kuasai, termasuk di Afrika Utara dan Spanyol.
Gula dikenal
oleh orang-orang barat Eropa sebagai hasil dari Perang Salib pada abad ke-11.
Para prajurit yang pulang menceritakan keberadaan “rempah baru” yang enak ini.
Gula pertama diketahui tercatat di Inggris pada tahun 1099. Abad-abad
berikutnya merupakan periode ekspansi besar-besaran perdagangan barat Eropa
dengan dunia timur, termasuk di dalamnya adalah impor gula. Sebagai contoh,
dalam sebuah catatan pada tahun 1319 harga gula di London sebesar “dua shilling
tiap pound”. Nilai ini setara dengan beberapa bulan upah buruh rata-rata,
sehingga dapat dikatakan gula sangatlah mewah pada waktu itu.
Orang-orang
kaya menyukai pembuatan patung-patung dari gula sebagai penghias meja-meja
mereka. Ketika Henry III dari Perancis mengunjungi Venice, sebuah pesta
diadakan untuk menghormatinya dengan menampilkan piring-piring, barang-barang
perak, dan kain linen yang semuanya terbuat dari gula.
Karena
merupakan barang mahal, gula seringkali dianggap sebagai obat. Banyak petunjuk
kesehatan dari abad ke-13 hingga 15 yang merekomendasikan pemberian gula kepada
orang-orang cacat untuk memberi kekuatan.
Pada abad
ke-15, pemurnian gula Eropa umumnya dilakukan di Venice. Venice tidak bisa lagi
melakukan monopoli ketika Vasco da Gama berlayar ke India pada tahun 1498 dan
mendirikan perdagangan di sana. Meskipun demikian, penemuan orang-orang
Amerikalah yang telah mengubah konsumsi gula di dunia.
Dalam salah
satu perjalanan pertamanya, Columbus membawa tanaman tebu untuk ditanam di
kawasan Karibia. Iklim yang sangat menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman tebu
menyebabkan berdirinya sebuah industri dengan cepat. Kebutuhan terhadap gula
yang besar bagi Eropa menyebabkan banyak kawasan hutan di kepulauan Karibia
menjadi hampir seluruhnya hilang digantikan perkebunan tebu, seperti misalnya
di Barbados, Antigua dan separuh dari Tobago. Tanaman tebu dibudidayakan secara
massal. Jutaan orang dikirim dari Afrika dan India untuk bekerja di
penggilingan tebu. Oleh karenanya, produksi gula sangat erat kaitannya dengan
perdagangan budak di dunia barat.
Secara
ekonomi gula sangatlah penting sehingga seluruh kekuatan Eropa membangun atau
berusaha membangun jajahan di pulau-pulau kecil Karibia dan berbagai
pertempuran terjadi untuk menguasai pulau-pulau tersebut. Selanjutnya tanaman
tebu dibudidayakan di berbagai perkebunan besar di kawasan-kawasan lain di
dunia (India, Indonesia, Filipina dan kawasan Pasifik) untuk memenuhi kebutuhan
pasar Eropa dan lokal.
Pada tahun
1750 terdapat 120 pabrik pemurnian gula yang beroperasi di Britania dengan
hanya menghasilkan 30.000 ton per tahun. Pada tahap ini gula masih merupakan
sesuatu yang mewah dan memberi keuntungan yang sangat besar sehingga gula dijuluki
“emas putih”. Keadaan ini juga berlaku di negara-negara Eropa Barat lainnya.
Para
pemerintah menyadari keuntungan besar yang didapat dari gula dan oleh karenanya
mengenakan pajak yang tinggi. Akibatnya gula tetap merupakan sebuah barang
mewah. Keadaan ini terus bertahan sampai dengan akhir abad ke-19 ketika
kebanyakan pemerintahan mengurangi atau menghapus pajak dan menjadikan harga
gula terjangkau untuk warga biasa.
Gula
Bit
Gula bit pertama kali diketahui sebagai sumber gula pada tahun 1747. Tidak diragukan lagi, tanaman ini tidak begitu menarik perhatian dan hanya sekedar keingintahuan beberapa negara Eropa karena kepentingan nasional dan ekonomi lebih tertuju pada perkebunan tebu. Keadaan ini bertahan sampai dengan perang-perang Napoleon pada awal abad ke-19 ketika Britania menblokade impor gula ke benua Eropa. Pada tahun 1880 gula bit menggantikan gula tebu sebagai sumber utama gula di benua Eropa. Masuknya gula bit ke Inggris tertunda sampai dengan Perang dunia Pertama ketika impor gula Britain terancam. Sebelumnya Britain mengimpor gula tebu dari jajahannya di kawasan tropis.
Gula bit pertama kali diketahui sebagai sumber gula pada tahun 1747. Tidak diragukan lagi, tanaman ini tidak begitu menarik perhatian dan hanya sekedar keingintahuan beberapa negara Eropa karena kepentingan nasional dan ekonomi lebih tertuju pada perkebunan tebu. Keadaan ini bertahan sampai dengan perang-perang Napoleon pada awal abad ke-19 ketika Britania menblokade impor gula ke benua Eropa. Pada tahun 1880 gula bit menggantikan gula tebu sebagai sumber utama gula di benua Eropa. Masuknya gula bit ke Inggris tertunda sampai dengan Perang dunia Pertama ketika impor gula Britain terancam. Sebelumnya Britain mengimpor gula tebu dari jajahannya di kawasan tropis.
Masa
kini
Konsumsi gula per tahun saat ini berkisar 120 juta ton dan terus bertambah pada laju sekitar 2 juta ton per tahun. Uni-Eropa, Brazil dan India adalah tiga produsen terbesar dan gabungan dari ketiganya menyumbang sekitar 40% produksi per tahun. Namun demikian kebanyakan gula dikonsumsi di negara penghasil dan hanya sekitar 25% yang diperdagangkan secara internasional.
Konsumsi gula per tahun saat ini berkisar 120 juta ton dan terus bertambah pada laju sekitar 2 juta ton per tahun. Uni-Eropa, Brazil dan India adalah tiga produsen terbesar dan gabungan dari ketiganya menyumbang sekitar 40% produksi per tahun. Namun demikian kebanyakan gula dikonsumsi di negara penghasil dan hanya sekitar 25% yang diperdagangkan secara internasional.
Tebu
dibudidayakan di lebih dari 100 negara dan gula yang dihasilkan dari tebu
berkisar 6 kali lebih besar dari pada gula bit.
Sejarah
Gula di Jawa
Tanaman tebu
diperkirakan sudah sejak lama dibudidayakan di Jawa. Perantau China, I-Tsing,
mencatat bahwa pada tahun 895 M, gula yang berasal dari tebu dan nira kelapa
telah diperdagangkan di Nusantara. Sedangkan menurut catatan perjalanan
Marcopolo, hingga abad ke-12 di Jawa belum berkembang industri gula seperti
yang ada di China dan India. Kedatangan orang Eropa, terutama orang Belanda,
pada abad 17 membawa perubahan pada perkembangan tanaman tebu dan industri gula
di Jawa.
Pada
pertengahan abad ke-17, industri gula didirikan di sekitar selatan Batavia, dan
dikelola oleh orang-orang China bersama para pejabat VOC. Pengolahan gula saat
itu berjalan dengan proses yang sederhana. Dua buah silinder kayu yang
diletakkan berhimpitan digunakan sebagai gilingan yang diputar dengan tenaga
hewan (kerbau) atau manusia. Tebu dimasukkan di antara kedua silinder, kemudian
nira yang keluar ditam-pung dalam bejana besar yang terdapat di bawah gilingan.
Ekspor gula ke Eropa pun berlangsung pada saat itu, yang berasal dari 130
pengolahan gula (PG tradisional) di Jawa. Se-iring dengan perjalanan sejarah,
jumlah PG di Jawa turun naik berfluktuasi. Ketika India mulai melakukan ekspor
gulake Eropa, industri gula Jawa mengalami persaingan ketat sehingga beberapa
diantaranya tutup. Pada tahun 1745 di Jawa tersisa 65 PG, tahun 1750 bertambah
menjadi 80 PG, kemudian akhir abad XVIII menyusut kembali menjadi 55 PG.
Fluktuasi ini diduga berkaitan dengan perubahan kondisi lingkungan sekitar
Batavia yang tidak lagi kondusif untuk budidaya tebu atau mungkin berkaitan
dengan kesulitan permodalan.
Pada awal abad XIX, industri gula yang lebih modern yang dikelola orang-orang Eropa mulai bermunculan. PG modern pertama didirikan di daerah Pamanukan (Subang) dan Besuki (Jawa Timur). Akan tetapi, PG tersebut tidak bertahan lama dan meng-alami kebangkrutan yang diduga akibat masalah perburuhan dan ketersediaan lahan sawah untuk tebu yang terbatas. Di Pamanukan, investor gula harus membuka lahan-lahan sawah baru yang butuh modal besar karena lahan sawah yang sudah ada diprioritaskan untuk padi.
Pada awal abad XIX, industri gula yang lebih modern yang dikelola orang-orang Eropa mulai bermunculan. PG modern pertama didirikan di daerah Pamanukan (Subang) dan Besuki (Jawa Timur). Akan tetapi, PG tersebut tidak bertahan lama dan meng-alami kebangkrutan yang diduga akibat masalah perburuhan dan ketersediaan lahan sawah untuk tebu yang terbatas. Di Pamanukan, investor gula harus membuka lahan-lahan sawah baru yang butuh modal besar karena lahan sawah yang sudah ada diprioritaskan untuk padi.
Kurun waktu
berikutnya industri gula Jawa mulai menggeliat bangkit seiring dengan
diberlakukannya Cultuurstelsel oleh van den Bosch. Liberalisasi industri gula
Jawa dipasung. Semua aktivitas ekonomi (perdagangan gula) swasta dilarang dan
dikuasai sepenuhnya oleh pemerintah kolonial Belanda. Pada tahun 1830 Bosch
mengembangkan penanaman tebu di daerah pantura Jawa Tengah dan Jawa Timur,yang
dikelola secara profesional. Sebagian besar perusahaan keluarga diserahkan
kepada para manajer profesional. Modal didukung oleh Javasche Bank, sedangkan
manajemen inti dipegang orang-orang Eropa. Usaha-usaha penetrasi pasar dilakukan
pemerintah Belanda melalui regulasi impor gula dengan memberikan potongan 15
gulden untuk setiap pembayaran cukai sebanyak 100 gulden. Tenaga kerja hampir
sepenuhnya tidak dibayar alias gratis karena unsur paksaan oleh para penguasa
bumiputra yang berkolaborasi dengan para penjajah. Perubahan kebijakan ini
berhasil baik, dimana 10 tahun kemudian gula dari Jawa mampu mendominasi pasar
dunia.
Perkembangan berikutnya, beberapa PG mulai bermunculan di Jawa dengan dukungan pembangunan infrastruktur besar-besaran terutama dalam penyediaan sarana irigasi.
Perkembangan berikutnya, beberapa PG mulai bermunculan di Jawa dengan dukungan pembangunan infrastruktur besar-besaran terutama dalam penyediaan sarana irigasi.
Kebangkitan
industri gula di Jawa pada masa itu sebenarnya terkait juga dengan perubahan
teknologi. Margarete Leidelmeijer dalam studi Doktornya di Universitas
Teknologi Eindhoven, Belanda, tahun 1995 menulis disertasi tentang industri
gula di Jawa berjudul Van suikermolen tot grootbedrift. Technische vernieuwing
in de Javasuikerindustrie in de negentiende eeuw atau dalam terjemahan bebas
kira-kira artinya “dari pengolahan gula sederhana ke pabrik-inovasi teknik pada
industri gula Jawa abad sembilan belas” (No. 25 dalam seri NEHA 111, Dutch
Guilders). Menurut Leidelmeijer, sejak Cultuurstelsel diberlakukan teknologi
industri gula Jawa sebagian mengadopsi teknologi pengolahan gula bit di Eropa,
salah satunya dengan menggunakan pan masak vacuum. Selain itu, dukungan para
insinyur dan peneliti di Belanda yang difasilitasi kantor Kementerian
Pemerintahan Kolonial ikut terlibat dalam pengembangan industri gula Jawa.
Kontak antara para pelaku industri gula di Jawa dan Eropa saat itu cukup
intensif. Mereka saling bertukar informasi tentang teknologi processing gula
tebu dan gula bit. Industri gula Jawa pada akhirnya berkembang cukup pesat dan
bahkan menjadi acuan bagi industri gula tebu dunia lainnya. Inovasi teknologi prosesing
gula tebu yang dimulai abad XIX tersebut, kemudian disempurnakan dengan
berbagai inovasi teknologi di abad XX hingga saat ini masih bertahan dan
dipa-kai oleh sebagian besar PG Jawa.
Macam-macam
Gula
Di pasar, dapat kita temukan beberapa macam gula yang dibagi berdasarkan bahan gula tersebut:
Di pasar, dapat kita temukan beberapa macam gula yang dibagi berdasarkan bahan gula tersebut:
Gula
merah
Gula merah atau gula Jawa biasanya diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon dari keluarga palma, seper-ti kelapa, aren, dan siwalan. Gula merah yang dipasarkan dalam bentuk bubuk curah disebut sebagai gula semut.
Gula merah atau gula Jawa biasanya diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon dari keluarga palma, seper-ti kelapa, aren, dan siwalan. Gula merah yang dipasarkan dalam bentuk bubuk curah disebut sebagai gula semut.
Gula
tebu
Gula tebu kebanyakan dipasarkan dalam bentuk gula kristal curah. Pertama tama bahan mentah dihancurkan dan diperas, sarinya dikumpulkan dan disaring, cairan yang terbentuk kemudian ditambahkan bahan tambahan (biasanya menggunakan kalsium oksida) untuk menghilangkan ketidakkemurnian, campuran tersebut kemudian diputihkan dengan belerang dioksida. Campuran yang terbentuk kemudian dididihkan, endapan dan sampah yang mengambang kemudian dapat dipisahkan. Setelah cukup murni, cairan didinginkan dan dikristalkan (biasa-nya sambil diaduk) untuk memproduksi gula yang dapat dituang ke cetakan. Sebuah mesin sentrifugal juga dapat digunakan pada proses kristalisasi.
Gula tebu kebanyakan dipasarkan dalam bentuk gula kristal curah. Pertama tama bahan mentah dihancurkan dan diperas, sarinya dikumpulkan dan disaring, cairan yang terbentuk kemudian ditambahkan bahan tambahan (biasanya menggunakan kalsium oksida) untuk menghilangkan ketidakkemurnian, campuran tersebut kemudian diputihkan dengan belerang dioksida. Campuran yang terbentuk kemudian dididihkan, endapan dan sampah yang mengambang kemudian dapat dipisahkan. Setelah cukup murni, cairan didinginkan dan dikristalkan (biasa-nya sambil diaduk) untuk memproduksi gula yang dapat dituang ke cetakan. Sebuah mesin sentrifugal juga dapat digunakan pada proses kristalisasi.
Gula
bit
Setelah dicuci, bit kemudian di potong potong dan gulanya kemudian di ekstraksi dengan air panas. Pemurnian kemudian ditangani dengan menambahkan larutan kalsium oksida dan karbon dioksida. Setelah penyaringan campuran yang terbentuk lalu dididihkan hingga kandungan air yang tersisa hanya tinggal 30% saja. Gula kemudian diekstraksi dengan kristalisasi terkontrol. Kristal gula dipisahkan de-ngan mesin sentrifugal dan cairan yang tersisa digunakan untuk tambahan pada proses kristalisasi selanjutnya. Ampas yang tersisa (dimana sudah tidak bisa lagi diambil gula darinya) digunakan untuk makanan ternak dan dengan itu terbentuklah gula putih yang kemudian disaring ke dalam tingkat kualitas tertentu untuk kemudian dijual.
Setelah dicuci, bit kemudian di potong potong dan gulanya kemudian di ekstraksi dengan air panas. Pemurnian kemudian ditangani dengan menambahkan larutan kalsium oksida dan karbon dioksida. Setelah penyaringan campuran yang terbentuk lalu dididihkan hingga kandungan air yang tersisa hanya tinggal 30% saja. Gula kemudian diekstraksi dengan kristalisasi terkontrol. Kristal gula dipisahkan de-ngan mesin sentrifugal dan cairan yang tersisa digunakan untuk tambahan pada proses kristalisasi selanjutnya. Ampas yang tersisa (dimana sudah tidak bisa lagi diambil gula darinya) digunakan untuk makanan ternak dan dengan itu terbentuklah gula putih yang kemudian disaring ke dalam tingkat kualitas tertentu untuk kemudian dijual.
Jenis-jenis
Gula
White
Sugar
Ada banyak jenis gula pasir, dan sebagian khusus hanya dipakai dalam industri makanan dan juru masak professional dan tidak dijual di supermarket. Jenis gula pasir ini dibedakan pada ukuran kristalnya. Setiap ukuran kristal memberikan karakteristik yang unik sehingga gula tersebut tepat untuk dipakai pada jenis makanan tertentu.
Ada banyak jenis gula pasir, dan sebagian khusus hanya dipakai dalam industri makanan dan juru masak professional dan tidak dijual di supermarket. Jenis gula pasir ini dibedakan pada ukuran kristalnya. Setiap ukuran kristal memberikan karakteristik yang unik sehingga gula tersebut tepat untuk dipakai pada jenis makanan tertentu.
Bakers
Special Sugar – Ukuran kristal pada gula ini
jauh lebih halus daripada gula buah. Sesuai dengan namanya, jenis gula ini
hanya dibuat untuk industri bakery. Gula ini dpakai untuk taburan pada donat
dan cookies, juga pada beberapa resep cake untuk memberikan tekstur yang halus.
Castor
/ Caster Sugar – Gula jenis ini adalah gula yang
amat sangat halus (superfine sugar) sehingga akan seketika larut dalam adonan.
Confectioners
atau Powdered Sugar – Gula ini disebut icing sugar di
Inggris dan sucre glace di Perancis. Gula ini adalah gula pasir yang digiling
sehingga menjadi bubuk kemudian ditapis. Gula ini juga diberi tambahagn 3%
tepung jagung untuk mencegah penggumpalan. Gula bubuk ini digiling menjadi 3
jenis kehalusan. Confectioners sugar yang dijual di supermarket adalah yang
paling halus di antara ketiganya, dan digunakan dalam membuat icing, permen dan
whipped cream. Dua jenis gula bubuk lainnya hanya digunakan untuk industri
bakery.
Coarse
Sugar – Juga dikenal dengan nama pearl atau decorating
sugar. Sesuai dengan namanya, ukuran kristal pada gula ini lebih besar daripada
gula “biasa”. Gula ini diperoleh ketika sirup gula yang kaya sukrosa dibiarkan
mengkristal. Ukuran kristal yang besar membuat gula ini tidak berubah warna dan
tidak terurai menjadi fruktosa dan glukosa pada temperatur tinggi saat dimasak.
Karakter-karakter ini membuat gula ini tepat untuk membuat fondant, permen dan
liquor.
Date
Sugar – Date sugar sebetulnya lebih merupakan sejenis
makanan daripada jenis gula. Gula ini didapat dari kurma yang dikeringkan dan
digiling, sehingga mengandung serat yang tinggi. Penggunaannya sangat terbatas
karena harganya dan juga karena gula ini tidak larut dalam cairan.
Fruit
Sugar – Gula ini sedikit lebih halus dari gula “biasa”
dan digunakan pada campuran kering seperti gelatin, pudding atau minuman bubuk.
Ukuran kristal pada fruit sugar lebih seragam, sehingga tidak ada butir-butir
gula yang lebih besar di dasar kotak / bungkusnya. Karakter ini penting untuk
bahan campuran kering.
Granulated
Sugar – Juga disebut gula meja atau gula putih. Gula
jenis ini sangat popular bagi para konsumen, karena umum digunakan di rumah.
Seringkali digunakan dalam banyak resep hidangan. Karakter utama yang
membedakan gula ini dengan jenis gula lainnya adalah warnanya yang seputih
kertas dan kristal yang halus.
Sugar cubes – Terbuat dari gula putih yang dilembabkan, di-press dalam cetakan, kemudian dikeringkan.
Sugar cubes – Terbuat dari gula putih yang dilembabkan, di-press dalam cetakan, kemudian dikeringkan.
Raw
Sugar – Gula mentah ini diperoleh sebelum tetes
diangkat dari gula dalam proses pembuatan gula. Jenis gula yang popular adalah
Demerara sugar dari Guyana dan Barbados sugar. Turbinado sugar adalah jenis raw
sugar yang sudah dibersihkan dari berbagai kontaminasi dengan cara penguapan
(steam). Gula ini berwarna kecoklatan dengan rasa molase yang ringan.
Sanding
Sugar – Juga disebut coarse sugar. Gula dengan kristal
besar ini digunakan dalam industri bakery dan permen sebagai taburan pada
produk-produk bakery. Kristal yang besar merefleksi cahaya dan memberikan
tampilan berkilau pada produk.
Superfine,
Ultrafine, atau Bar Sugar – Ukuran kristal pada jenis gula
ini adalah yang paling halus dari semua jenis gula putih lainnya. Tepat untuk
digunakan pada cake dan meringue dengan tekstur rumit, juga untuk pemanis
buah-buahan dan minuman dingin karena sangat mudah larut. Di Inggris,
gula ini dikenal dengan nama castor sugar, sebutan yang diperoleh dari jenis
shaker /wadah dari gula ini ketika dijual.
BROWN
SUGAR
Brown
Sugar – Gula ini menyimpan sebagian sirup molase yang
memberikan rasa khas yang menyenangkan. Dark Brown Sugar berwarna lebih gekap
dengan rasa molase yang lebih keras dibandingkan dengan Light Brown
Sugar. Jenis light umumnya digunakan untuk jenis hidangan yang
dipanggang dan untuk membuat permen butterscotch, kondimen dan glaze. Dark
brown sugar tepat untuk dipakai dalam membuat gingerbread, mincemeat, dan
jenis-jenis hidangan yang kaya rasa.
Demerara
Sugar – Populer di Inggris, gula ini termasuk light
brown sugar dengan kristal besar berwarna keemasan dan agak lengket. Seringkali
digunakan dalam teh, kopi atau dituangkan
di atas cereal.
di atas cereal.
Muscovado
atau Barbados Sugar – Gula specialty dari Inggris ini
berwarna coklat gelap dan mempunyai rasa molase yang keras dan khas.
Butiran kristal gula ini kasar dan lebih lengket dibanding brown sugar biasa.
Free-flowing Brown Sugar – Jenis gula ini adalah produk khusus yang dibuat dengan proses co-crystallization. Proses ini menghasilkan brown sugar bubuk yang sangat halus dan tidak selembab brown sugar biasa. Karena tidak terlalu lembab, gula ini tidak menggumpal.
Free-flowing Brown Sugar – Jenis gula ini adalah produk khusus yang dibuat dengan proses co-crystallization. Proses ini menghasilkan brown sugar bubuk yang sangat halus dan tidak selembab brown sugar biasa. Karena tidak terlalu lembab, gula ini tidak menggumpal.
Turbinado
Sugar – Gula ini adalah gula mentah yang sudah melalui
sebagian proses dimana lapisan molase di bagian atas sudah diangkat. Warnanya
kekuningan dengan rasa lembut brown sugar, dan seringkali digunakan pada teh
dan minuman lainnya.
LIQUID
SUGAR
Liquid
Sugar – Ada beberapa jenis gula cair. Gula cair
(sukrosa) adalah gula putih yang sudah dilarutkan dalam air sebelum digunakan.
Produk ini ideal untuk resep-resep yang menggunakan gula cair. Amber Liquid
Sugar berwarna lebih gelap dan dapat digunakan pada makanan jika ingin
mendapatkan warna kecoklatan.
Invert
Sugar – Sukrosa dapat dipecah menjadi dua komponen
gula (glukosa dan fruktosa). Proses ini disebut inversi, dan produk yang
dihasilkan dinamakan inverse sugar. Gula ini dipasarkan dalam bentuk produk
cair yang mengandung glukosa dan fruktosa dalam jumlah yang sama. Karena
fruktosa lebih manis dari glukosa maupun sukrosa, gula ini lebih manis daripada
gula putih. Gula ini digunakan dalam industri makanan untuk menghambat
kristalisasi gula dan menahan kelembaban dalam makanan yang dibungkus.
Jenis invert sugar yang mana yang digunakan tergantung pada fungsi yang mana
yang diperlukan – menghambat proses kristalisasi atau menahan kelembaban. Juru
masak menggunakan invert sugar manakala sebuah resep mengharuskan untuk merebus
gula dengan api kecil dalam campuran air dan juice lemon.
Bayam
History:
Bayam merupakan tanaman
sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah Amaranthus spp. Kata
"amaranth" dalam bahasa Yunani berarti "everlasting"
(abadi). Tanaman bayam berasal dari daerah Amerika tropik. Tanaman bayam semula
dikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam perkembangan selanjutnya. Tanaman bayam
dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, terutama untuk negara-negara
berkembang. Diduga tanaman bayam masuk ke Indonesia pada abad XIX ketika lalu
lintas perdagangan orang luar negeri masuk ke wilayah Indonesia
Nutrition:
Protein 3,5 g
Lemak 0,5 g
Kerbohidrat 6,5
Serat 0,8 g
Energi 36 kal
kalsium 267 mg
Fosfor 67 mg
Zat besi 3,9 mg
Vitamin A 6,090 IU
Vitamin B1 0,08 mg
Vitamin C 80 mg
Air 86,9 g
Function :
Bayam memiliki kandungan
karotenoid dan juga vitamin A. Vitamin A mampu membantu mata untuk menjaga
kejernihan pandangan mata. Selain itu, kandungan karotenoid dalam bayam mampu
untuk mencegah terjadinya pemyakit katarak dan degenerasi makula mata. Sehingga
kesehatan mata dapat terjaga dengan baik.
Bayam memiliki kandungan vitamin A, tidak hanya
bermanfaat untuk mata. Vitamin A pada bayam juga dapat berfungsi sebagai salah
satu komponen yang prosuksi limfosit, atau sel darah putih. Dimana sel darah
putih ini mampu memerangi penyakit atau infeksi yang menyerang tubuh. Dengan
demikian, tubuh akan terhindar dari berbagai jenis penyakit.
Caracteristic :
Klesifikasi Bayam
Kingdom : Plantae
Diviso : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Familia : Amaranthaceae
Genus :Amaranthus
Spesies : Amaranthus hybridus L
Morfologi Bayam
Daun
Tanaman bayam memiliki akar
perdu ( terma ), akar tanaman bayam ini akan menembus tanah hingga kedalaman
20-40 cm bahkan lebih. Akar tanaman bayam ini tergolong akar tunggang dan
memiliki serabutan di bagian atasnya
Batang
Tanaman bayam memiliki batang tumbuh dengan
tegak, tebal dan banyak mengandung air. Batang pada tanaman ini memiliki
panjang hingga 0.5-1 meter dan memiliki cabang monodial. Batang bayam berwarna
kecoklatan, abu-abu dan juga memiliki duri halus di bagian pangkal ujung batang
tanaman bayam.
Daun
Tanaman ini memiliki daun
tunggal, berwarna hijau muda dan tua, berbentuk bulat memanjang serta oval.
Panjang daun pada bayam 1,5-6,0 cm bahkan lebih, dengan lebar 0,5 – 3,2 cm dan
memiliki pangkal ujung daun runcing serta obtusus. Batang bayam di sertai
dengan tangkai yang berbentuk bulat dan memiliki permukaan opacus. Panjang
tangkai ini mencapai 9.0 cm dan memiliki bagian tepi atau permukaan repandus.
Bunga
Bunga tanaman bayam ini memiliki kelamin
tunggal, berwarna hijau tua, dan juga memiliki mahkota terdiri dari daun bunga
4-5 buah, benang sari 1-5, dan bakal buah 2-3 buah serta lainnya yang membantu
dalam penyerbukan. Bunga tanaman bayam ini berukuran kecil dan memiliki panjang
mencapai 1,5-2,5 cm, serta tumbuh di ketiak daun yang tersusun tegak. Namun,
penyerbukan bunga ini biasanya di bantu juga dengan binatang sekitar dan angin.
Biji
Tanaman bayam memiliki biji berukuran kecil, dan
halus, memiliki bentuk bulat serta memiliki warna kecoklatan hingga kehitaman.
Namun, ada beberapa jenis bayam yang terdapat biji berwarna putih dan merah,
contohnya bayam maksi
JAHE
Þ HISTORY
Jahe
(Zingiber officinale Rosc) merupakan salah satu dari temu-temuan suku
Zingiberaceae yang menempati posisi sangat penting dalam perekonomian
masyarakat Indonesia. Jahe berperan penting dalam berbagai aspek berupa
kegunaan, perdagangan, kehidupan, adat kebiasaan, kepercayaan dalam masyarakat
bangsa Indonesia yang sifatnya majemuk dan terpencar-pencar. Jahe juga termasuk
komoditas yang sudah ribuan tahun digunakan sebagai bagian dari ramuan
rempah-rempah yang diperdagangkan secara luas di dunia ini. Walaupun tidak
terlalu menyolok, penggunaan komoditas jahe berkembang dari waktu ke waktu,
baik itu mengenai jumlah, variasi, kegunaan maupun mengenai nilai ekonominya.
Jahe
merupakan tanaman obat dan rempah berupa tumbuhan rumpun berbatang semu dan
merupakan rimpang dari tanaman bernama ilmiah Zingiber officinale Rosc.
Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh
karena itu kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali
memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat-obatan
tradisional.
Tanaman
jahe di dunia tersebar di daerah tropis, di benua Asia dan Kepulauan Pasifik.
Akhir-akhir ini jahe dikembangkan di Jamaica, Brazil, Hawai, Afrika, India,
China dan Jepang, Filipina, Australia, Selandia Baru, Thailand dan Indonesia.
Jahe tumbuh di Indonesia ditemukan di semua wilayah Indonesia yang ditanam
secara monokultur dan polikultur (Hasanah,et al., 2004)
Dalam
dunia perdagangan, penamaan jahe didasarkan kepada daerah asalnya, misal jahe
Afrika, jahe Chochin atau jahe Jamika. Sejak 250 tahun yang lalu, jahe di Cina
sudah digunakan sebagai bumbu dapur dan obat. Di Malaysia, Filipina, dan
Indonesia jahe banyak digunakan sebagai obat tradisional. Sedangkan di Eropa
pada abad pertengahan, jahe digunakan sebagai aroma pada bir (Hardianto, 2005).
Þ NUTRIENTS
CONTENT
Informasi Rinci Komposisi
Kandungan Nutrisi/Gizi Pada Jahe :
Nama Bahan Makanan : Jahe
Banyaknya Jahe yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Jahe yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 97 %
Jumlah Kandungan Energi Jahe = 51 kkal
Jumlah Kandungan Protein Jahe = 1,5 gr
Jumlah Kandungan Lemak Jahe = 1 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Jahe = 10,1 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Jahe = 21 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Jahe = 39 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Jahe = 2 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Jahe = 30 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Jahe = 0,02 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Jahe = 4 mg
Sumber Informasi Gizi : Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta sumber lainnya.
Nama Bahan Makanan : Jahe
Banyaknya Jahe yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Jahe yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 97 %
Jumlah Kandungan Energi Jahe = 51 kkal
Jumlah Kandungan Protein Jahe = 1,5 gr
Jumlah Kandungan Lemak Jahe = 1 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Jahe = 10,1 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Jahe = 21 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Jahe = 39 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Jahe = 2 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Jahe = 30 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Jahe = 0,02 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Jahe = 4 mg
Sumber Informasi Gizi : Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta sumber lainnya.
Þ FUNCTIONS
OF INGREDIENTS
· Menurunkan
tekanan darah
(hipertensi). Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan
memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancar dan
memperingan kerja jantung memompa darah.
· Membantu
pencernaan, karena
jahe mengandung enzim pencernaan yaitu protease dan lipase, yang masing-masing
mencerna protein dan lemak.
· Mencegah
tersumbatnya pembuluh darah.Gingerol pada
jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah
tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung.
· Mencegah
mual, karena
jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat
menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual. Termasuk mual akibat
mabuk perjalanan.
· Membuat
lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut dan membantu
mengeluarkan angin.
· Menetralkan
radikal bebas. Jahe
juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang
disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.
· Pereda
rasa sakit yang alami dan dapat meredakan nyeri rematik, sakit
kepala, dan migren. Caranya, minum wedang jahe 3 kali sehari. Bisa juga
minum wedang ronde, mengulum permen jahe, atau menambahkan jahe saat pada soto,
semur, atau rendang.
· Daun
jahe juga berkhasiat, sebagai obat kompres pada sakit kepala dan
dapat dipercikan ke wajah orang yang sedang menggigil. Caranya
dengan ditumbuk dan diberi sedikit air dapat dipergunakan sebagai obat kompres
pada sakit kepala dan dapat dipercikan ke wajah orang yang sedang menggigil.
· Memperkuat
pencernaan makanan dan mengusir gas di dalamnya, mengobati hati yang membengkak,
batuk dan demam. Caranya
dengan menumbuk rimpang lalu direbus dalam air mendidih selama lebih kurang ½ jam, kemudian
diminum airnya.
· Mengobati rematik. Siapkan 1 atau 2 rimpang jahe. Panaskan
rimpang tersebut di atas api atau bara dan kemudian ditumbuk. Tempel
tumbukan jahe pada bagian tubuh yang sakit rematik. Cara lain adalah dengam
menumbuk bersama cengkeh, dan ditempelkan pada bagian tubuh yang rematik.
· Mengobati
luka karena lecet, ditikam benda tajam, terkena duri, jatuh, serta gigitan
ular.Caranya
rimpang jahe merah ditumbuk dan ditambahkan sedikit garam. Letakkan pada bagian
tubuh yang terluka.
· Mengobati
gatal karena sengatan serangga. Caranya dengan menumbuk rimpang lalu
digunakan sebagai obat gosok.
· Mengobati
luka bekas gigitan ular beracun. Caranya dengan menumbuk rimpang dan
diberi sedikit garam, kemudian ditempelkan pada luka bekas gigitan ular beracun
(hanya sebagai pertolongan pertama sebelum penderita dibawa ke dokter).
Þ CHARATERISTIC
OF INGREDIENST
ü Daun
jahe berwarna
hijau dan berbentuk lonjong lancip menyerupai daun rumput yang besar. Daun itu
sebelah menyebelah berselingan dengan tulang daun sejajar sebagaimana tanaman
monokotil yang lainnya. Daun jahe termasuk daun tunggal. Ujung daun
jahe runcing, pangkal daun tumpul, dan tepinya rata sedangkan permukaan daunnya
halus dan licin. Daun jahe termasuk daun lengkap karena memiliki
bagian-bagian berupa helaian, tangkai, dan upih daun.
ü Batang
tanaman jahe berwarna
hijau, tidak berkayu dan berair. Merupakan batang semu yang tumbuh tegak lurus.
Batangnya terdiri dari seludang-seludang daun tanaman dan pelepah-pelepah daun
yang menutupi daun. Bentuk batangnya bulat dan mempunyai permukaan yang
dilapisi oleh bulu-bulu halus. Batang tumbuhan ini tidak memiliki percabangan.
Dilihat dari panjang umurnya, tanaman ini temasuk tanaman tahunan (parennis).
Batang tanaman ini mempunyai modifikasi batang berupa rimpang.
ü Akar
pada jahe merupakan
akar serabut. Akar-akarnya tumbuh pada rimpang, yang merupakan modifikasi dari
batang. Akar-akar tersebut juga memiliki bagian-bagian berupa leher akar,
batang akar dan tudung akar.
ü Bunga
pada jahe berupa
malai tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur. Bunga termasuk dalam bunga
majemuk tunggal. Mahkota bunga berbentuk tabung, helaiannya agak sempit,
berwarna hijau kekuningan dan jumlah daun mahkotanya adalah tiga buah saling
berlekatan pada bagian bawahnya. Daun kelopak berjumlah tiga buah. Termasuk
bunga sempurna karena mempunyai 2 kelamin. Mempunyai 1 benang sari dan 3 putik
bunga yang saling berlepasan. Bakal buahnya tenggelam.
Komentar
Posting Komentar